Sunday, March 8, 2020

CERITA SELINGKUH BERCINTA DENGAN JANDA SEXY & MONTOK

CERITA VIRAL BERCINTA DENGAN JANDA SEXY & MONTOK

 

CERITA SEX DENGAN JANDA MONTOK

Pengalaman aku ini terjadi saat aku pertama kali bercinta dengan janda dan memang ingin sekali aku ceritakan pengalaman ku ini mungkin saja kita merasakan pengalaman yang sama, Namaku Yudi aku seorang Mahasiswa tingkat 6, Saat pulang kuliah sekitar jam 20:30 an aku keluar dari kampus Setelah setengah jam sampailah aku dikost dengan mengendarai motorku. Sesampainya dikost aku memarkirkan motorku lalu aku menaruh tasku dikasur lesehanku. Beberapa saat setelah itu aku merasa lapar sekali. Kulihat saat itu warung depan kostku masih buka.

Melihat itu aku-pun kemudian segera pergi kewarung langgananku itu. Sesampainya diwarung aku-pun segera memesan makanan,

“ Malem Tante Yana?, ” ucapku sembari melihat kearah etalase makanan.

“ Malem juga Yudi, mau makan yah ?, ” tanyanya.

“ Iya nih Tante, lauk sama sayurnya kog udah habis sih Tante, ? ” tanyaku.

“ Iya nih Yud habis semua, palingan tinggal nasi putih aja, ” ucapnya.

“ Aduh… gimana yah nih tante Yana, masak aku makan nasiputih doang, padahala aku udah laper banget, huhh… ” ucapku mеmеlаѕ.

“ Aduh kasihan banget sih si ganteng satu ini, gini aja deh kamu makan dirumah tante aja, dirumah masih ada persediaan ayam tuh, nanti tante gorengin kalau kamu mau, gratis nggk usah bayar, ” ucapnya menawarkan makan gratis kераdаku.

Sebagai anak kost mendengar tawaran makan gratis pasti aku tidak akan menolak,

“ Wah boleh tuh Tante Yana, tterimakasih sebelumnya yah tante,hhe…, ” ucapku girang.

“ Yaudah tunggu ѕеbеntаr уаh ganteng, Tаntе tutuр dulu wаrungnуа, okey ?, ” ucapnya ssemabri menutup warungnya.

“ Iya tante, yaudah sini biar aku bantuin, ” jawabku lalu bergegas membantunya.

Beberapa saat kami-pun menutup warung tante Yana. Setelah warung sudah selesai ditutup, kemudian kami-pun segera menuju rumah tante Yana yang letak rumаhnуа yang tidаk jаuh dаri wаrung tеrѕеbut.

Sekitar 5 menit sampailah kami di rumаhnуа lalu tante Yana sgera membuka pintu rumahnya, setelah terbuka diapun mempersilahkan aku duduk di kursi kayu namun tempat duduknya ada busanya,

“ Yudi tunggu disini dulu yah, tante mau ganti baju dulu, risih banget nih bajunya udah kena kringet. Oh iya kamu nonton Tv dulu aja, anggep aja rumah tante rumah kamu sendiri, hhe…, ” ucapnya lalu bergegas kekamar.

“ Okey Tаntе Yana, ” jаwаbku ѕingkаt.

Sembari menunggu tante Yana berganti baju aku-pun segera menyalakan TV. Beberap menit berlalu Tante Yana-pun keluar dari kamarnya dengan mengenakan daster yang minim tanpa lengan yang panjangnya diatas sampai diatas lutut. Astaga, tante Yana sexy sekali malamitu, terlihat putih mulus dan motok sekali paha dan pantatnya itu, Ouhhhh… seketika penis-kupun berdiri tegak.

Oh iya Tante Yana ini adalah janda muda berusia 33 tahun yang ditinggal suaminya dan belum mempunyai anak dari hasil pernikahanya. So, bisa dipastikan vagina-nya masih seperti ABG, peret dan sempit, hhe. Saat itu aku hanya sekilas saja melihatnya, karena tante Yana segera [ergi kedapur untuk memasak untukku. Beberapa menit dia didapur, tiba-tiba saja dia memanggilku, Cerita Panas

“Yudi ganteng, соbа kamu kesini tolongin tante sebentar deh ?, ” ucapnya berteriak dari dapur.

“ Iya tante, , ” ucapku lalu berjalan mеnuju dарur.

Tepat dibelakang tante Yana aku-pun bertanya,

“ Mau minta Tolong apa tante ke Yudi ?, ” tаnуаku.

“ Kayaknya dipunggung tante ada semut deh Yud, kamu bisa tolong garukin nggak, tangan tante nggak sampai nih mau nggegaruk. Oh iya sekalian tante mau tanya, kamu mau digorengin paha atau dаdа, Yud ?, ” ucapnya sembari memegang piring yang berisi paha dan dada ayam mentah.

“ Oh iya tante sini biar Yudi garukin, dan Aku Dada aja tante, ” ucapku sembari mulaimenggaruk punggung tante Yana.

“ Ouh kamu suka dada yah, hemmmm… anak muda tuh kebanyakan ѕukа Dada yah, hhe…, ” ucapnya sembari memasukan dada ayam dipenggorengan.

“ Iya dong Tаntе, dadakan lebih enak tante, selain besar dagingya juga keset dan kenyal, ” ucapku sembari menggaruknya dari belakang.

“ Oh gitu yah, gede dan kenyal mana sama punya tante ?,” ucap tante Yana dengan entengnya.

Sejenak aku tediam kaget mendengar ucapanya,

“ Kog diem aja sih, ayo jawab, ” ucapnya lagi.

“ Eee… Eeee… gimana yah tante… Eeeeeeeee…., ”

Belum selesai aku menjawab, tiba-tiba saja dia meraih tangan kananku dengan tangan kanannya lalu diarahkanya pada buah dadanya. Ouhhh Damn… gilak nih janda yang satu ini benar-benar frontal sekali, ucapku dalam hati. Wow ternyata tante Yana tidak memakai bray, gilak benerrrrrr,

“ Gimana udah bisa jawab belum, coba remas payudara tante, biar kamu tahu besar dan kenyal mana,

” ucapnya sembari terus menahan tanganku di payudara kananya.

Saat itu aku benar-benar terkejut dengan kelakuanya itu. Karena dia yang meminta aku-pun segera meremas-remas payudaranya tanpa ragu. Saat itu aku-pun mendadak Horny parah guest. Sembari meremas payudaranya yang tidak memakai Bra aku tempelkan penis-ku yang masih terbungkus celana bahan panjangku pada pantatnya sembari terus meremas payudaranya,

“ Ayo jawab,keenakan kamu yah meremas buah dada tante, hahahaha…., ” ucapnya menggodaku.

“ Hehe iya nih tante, Beuhhh… gede dan kenyal dada tante Kog, hhe…, ” ucapku sembari terus meremas.

2 menit setelah itu dada ayam-pun sudah matang, tante Yana mematikan kompor lalu menaruh dada ayam itu di piring yang tadi sudah diambilnya. Saat itu dia menaruh dada ayam dipiring sembari terus aku remasi payudaranya,

“ Hemmm… ada yang keenakan nih, ini kamu makan dada tante apa mau makan dada ayam, ” ucapnya kepadaku.

“ Makan dada tante aja dulu deh, dada ayamnya nanti aja setelah makan dada tante,hhe…, ” ucapku dengan beraninya.

Saat itu aku berkata sembari terus meremas dan mengesek-gesekan penisku yang masih terbungkus celana pada pantat tante Yana yang semok dan kenyal itu. Lalu,“ Yaudah deh kalau gitu, tapi makan dada tantenya dikamar mandi aja yah sekalian kita mandi bareng, lagian kamu juga belum mandikan, ” ucapnya sembari mengedipkan matanya dengan genit.

“ Siap komandan, ” jawabku semangat birahi sex.

Tanpa membuang waktu aku-pun segera menuju kekamar mandi, sedangkan tante Yana menutup pintu rumahnya agar perbuatan kami tidakdiketahui tetangganya. Setelah menutup pintu tante Yana-pun menyusulku kekkamar mandi. Saat itu aku sudah telanjang bulat dengan penisku yang sudah siap tempur,

“ Wah kamu udah telanjang aja yah Yud, dasar bocah mesum kamu, hha, ” ucapnya sembari membuka daster lalu melepas celana dalamnya.

Oughhh astaga… benar-benar montok sekali payudara tante Yana, belum lagi vaginya, beuhhh… gembul sekali seperti kue apem. Saat itu aku semakin bernafsu saja melihat tante Yana yang telanjang bulat didepanku,

“ Kog diem aja sih Yud, kenapa kamu udah nafsu banget yah melihat tante, Weeekkk…, ” ucapnya memecah lamunanku yang terpesona melihat keindahan tubuhhya.

Memang benar-benar janda kempling nih tante Yana, badanya masih kencang sekali. Perutnya rata,

pinggangnya ramping, udah gitu memek nya bersih tanpa sedikit bulu kewanitaan sehelaipun. Pasti dia rajin mencukur jembutnya deh, hhe,

“ Tau aja deh tante, nih si ojan (penis) udah tegang maksimal nih tante, hha, ” ucapku.

“ Yaudah si ojan (penis) suruh sabar dulu yah, kita mandi dulu biar wangi, ” ucapnya lalu dia mengguyur tubuhnya dengan air.

“ Iya tante, ” ucapku lalu ikut mengguyur tubuhku air juga.

Kebetulan saat itu gayung di kamar mandinya ada 2, jadi kami tidak saling beerebut. Sembari mandi aku mengesek-gesekan penisku kepantat tante Yana, Huhh… rasanya udah nggak sabar sekali aku ingin segera menyodok memeknya yang gembul itu,

“Yud tolong baluri tubuh tante dengan sabun cair itu dong, nanti kamu juga tante baluri juga badan kamu sama sabun cairitu, ” ucap tante Yana sembari mengambil sabun cair yanga disampingnya.

“ Siap tante semok kesayanganku, ” ucapku penuh nafsu.

Didalam kamar mandi ukuran 3×2 meter itu kami-pun saling membaluri tubuh kami dengansabun cair. Aku baluri tubuh tante Yana sabun cair dari leher hingga ujung kaki, sebaliknya tante Yana juga membaluri seluruh tubuhku dengan sabun cair. Setelah tubuh kami terbaluri sabun cair, tante Yana-pun segera mengalungkan kedua tangannya dileherku lalu bibirnya menyambar bibirku dengan penuh nafsu,

“ Eummmmm…. Eummmm… Ssssshhhh…, ” suara lenguhanku.

Aku yang sudah bernafsu sekali, kusambut ciuman tante Yana dengan penuh nafsu sex juga. Bibir kami saling berpangutan dengan penuh gairah sex. Tak puas dengan berciuman aku-pun merapatkan tubuhku pada tubuh tante Yana lalu tanganku aku arahkan pada pantatnya,

“ Eughhhh… Ssshhhh… Remas terus pantat tante Yud… Ouhhhh…, ” ucapnya dengan sejenak melepas ciuman kami.

“ Iya tante, Oughhhh…., ” ucapku sembari meremasi pantat tante Yana dengan gemasnya.

Setelah itu kamipun segera berciuman kembali. Posisi tubuhku saat itu menempel dengan tubuh tante Yana. Kejantanaku yang sudah ereksi maksimal itu terasa geli sekali karena tergesek-gesek perut tante Yana yang berlumur sabun cair. Merasakan penisku yang selalu menyentuh perutnya, tante Yana-pun pengertian sekali, saat itu dia meraih penisku lalumengocoknya,

“ Ssshhhhh… enak sekali tante, terus kocok tante… Oughhhh…., ” desah nikmatku dengan melepas ciuman kami sejenak.

“ Iya sayang, Ssshhhh… Sekarang kamu juga mainin itil (clitoris) tante yah biar kita sama enak, Oughhh…, ” ucapnya sembari mengocok penisku.

Tanpa banyak bicara lagi, tangan kananku tetap meremas pantanya, sedangkan tangan kiriku-pun segera memainkan klitorisnya, aku tekan dan aku putar-putarkan itil-nya dengan penuh nafsu. Sebaliknya dia juga mengocok penisku yang berlumur sabun cair dengan penuh nafsu juga. Saat itu kami-pun menghentikan ciuman kami, kami sama-sama fokus memainkan kelamin kami,

“ Yah seperti itu Yud, terus mainkan memek tante dan remasi pantat tante terus… Ssssshhh… Aghhhhh…, ” ucapnya lalu mendesah nikmat.

“ Iya tante, tante juga kocok terus penis aku yah… Oughhh…, ” ucapku lalu mendesah juga.

Sekitar 10 menit kami saling memainkan alat kelamin kami. Kocokanya sungguh enak sekali, bahkan lebih enak dikocok daripada ML. Saat itu aku yang merasa akan orgasme akupun mengentikan kocokanya,

“ tante Ngocoknya udah yah, sayang banget kalau spermaku keluar ditangan tante, mendingan aku keluarin di memek tante nanti, hhe…, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan tante Yana dari kejantananku.

“ Benar juga tuh Yud, yaudah kita Langsung ngentot aja yuk, tante juga udah nggak kuat nih,

habisnya kamu pinter banget sih ngobel memek tante, memek tante udah becek banget tuh, ” ucapnya sembari menununjuk kearah vagina-nya yang basah oleh lendir kawin bercampur sabun cair.

“ Iya deh tante, Kita ML pakai gaya apa nih tante, ” tanyaku.

“ Anjing kencing aja yah Yud, soalnya nggak mungkin jugakan kalau tante terlentang dilantai kamr mandi ini, hahaha, ” ucapnya sembari tertawa.

“ Anjing kencing, Dogggy style kali tante, yaudah sana buruan tante Nungging, ” ucapku memintanya menungging.

“ Iya itu maksud tante, maklumlah tantekan udah nggak muda lagi, ” ucapnya lalu dia menungging membelakangiku.

Ketika menungging tanganya berpegangan pada bak mandi agar dia tidak jatuh ketika aku sodok nanti. Seketika terlihatlah sebongkah pantat yang bulat, kencang , lebar, dengan terselip sebuah lubang kenikmatan ditengahnya. Nafsuku semakin memuncak saja melihat pantat dan vagina Tante Yana dari belakang. Tanpa banyak bicara lagi segera aku benamkan penisku pada liang senggamanya,

“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbb… Oughhhhhhhhhh… Sssssssssshhhhh…., ” lenguh nimatku.

Kutanamkan dalam-dalam penisku pada vagina Tante Yana,

“ Oughhhh Yud… Eughhhhhh…. Besar sekali kontol kamu Yud, rasanya memek tante kayak diperawani lagi… Oughhhh…, ” ucapnya nampak agak kesakitan.

CERITA SEX DENGAN JANDA MONTOK

Memang sih penisku tergolong besar, udah gitu panjang lagi. Selain itu memek tante Yana yang sudah lama tidak terjamah penis laki-laki terasa sempit dan cengkraman otot vaginya sangat kuat sekali. rasanya tidak kalah dengan memek mantan pacarku dulu, malahan lebih enak memek tante Yana. Setealah itu mulailah aku gerakan maju mundur penisku didalam vagina tante Yana.

Aku yang sudah bernfasu langsung menggenjot memek tante Yana dengan cepat,

“ Plakkkkk… Plakkkkk… Pyekkkk…. Plakkkkk… Pyekkkk… Plakkkkk… Plakkkkk… Plakkkkk…, ” suara kulitku yang bertemu pantat tante Yana yang basah dengan sabun cair ketika aku memaju mundurkan penisku dengan cepat dan kuat.

detik69

“ Oughhh Yud… kamu ganas sekali sayang, kamu mainya kasar yah… Oughhh…., ” ucapnya sembari mendesah.

“ Iya nih Tante, habisnya aku udah gemes dan nafsu sekali sama tante, Ssssssssshhhhh…, ” ucapku sembari terus menyodok memek tante Yana.

“ Hegggg,… Eughhhhh…. Oughhh… terserah kamu aja Yud, terus sodok Yud… Oughhhh…, ” desah tante Yana terlihat kuwalahan dengan permainan sexs-ku.

Saat itu aku menyodok vagina tante Yana dengan keras dan cepat. Seiring dengan sodokank itu, payudara tante Yana yang montok dan besar itu bergoyang goyang seiring kuhempaskan penisku didalam liang senggamanya. Sayang sekali rasanya jika didiamkan. Sembari terus menyodok aku membungkukan tubuhku lalu aku raih payudaranya dan aku remas dengan kedua tanganku,

“ Eughhhh… Eummmm …. Pandai sekali kamu Yud, yah remas payudaraku juga, dan terus genjot memek tante Yud… Oughhhh…, ” ucapnya puas merasakan kombinasi sexs-ku.

“ Iya tante sayang, ” jawabku singkat.

Tidak lama setelah itu, tiba-tiba saja tubuh tante Yana mengejang dan otot vaginanya mengencang menjepit penis-ku,

“ Aghhhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Oughhhhh… Uhhhhhh…., ” desah panjangnya mendapatkan klimakasnya.

“ Oughhhhhh…. Iya tante sayang, aku merasakan itu, rasanya hangat sekali, dan memek tante menjepit penisku lebih kuat dari sebelumnya, Eummmm…, ” ucapku sembari terus menyodok memek tante Yana yang tambah becek itu.

Aku-pun saat itu masih belum mendapatkan orgasme. Tidak terasa kami sudah ML selama 15 menit dengan gaya doggie style. Saat itu aku melihat pada jam tanganku yang masih aku kenakan, Dalam hatiku berkata, kuat jug ague yah, hhe. Aku yang sehariansudah lelah dengan kuliahku, aku-pun ingin segera mendapatkan klimaksku juga,

“ Tante, sekarang kaki tante dirapatkan yah, ” pintaku sembari menghentikn sodokanku sejenak.

Setelah tante Yana meraptkan kakinya, saat itupun rasanya penisku terjepit kuat sekali oleh vagina tante Yana. Lalu setelah itu aku-pun mulai mengayunkan penisku lagi dengan cepat dan penuh nafsu,

“ Oughhh… Ahhh… Ahhhh… Ssssshhh… Ughhhh… Yud perih Yud rasanya,Ssshhhhh…, ” ucap tante Yana nampak kesakitan dengan gaya itu.

“ tahan sebentar yah Tante, sebentar lagi aku keluar, Oughhh…. ” ucapku sembari mteru menyodok memek Tante Yana.

Sekitar 5 menit aku menyodoknya, terasa penisku sudah tidak kuat menahan spermaku yang akan menyembur. Penisku berdenyut-denyut dan,

“ Crottttttttttttttttt….. Crottttttttttttttt… Crottttttttttttttttt….., ”

Pada akhirnya aku mendaptakan klimaksku. Kusemburkan semua pejuhku (sperma) kedalam memektante Yana yang gembul itu,

“ Ouggggghhhhhhhhhhhhhhhhh…. Enak sekali tante…., ” ucapku puas dengan klimaksku.

“ Iya sayang, kamu hebat sekali ngentot-nya, tante benar-benar kualahan negntot sama kamu, Oughhhhhhhh…, ” ucapnya memujiku.

Tersalurkanlah hasrat sex kami malam itu dengan penuh kepuasan. Spermaku saat itu memenuhi rahim tante Yana, sampai-sampai aku melihat spermaku berjatuhan kelantai ketika aku mencabut penisku dari liang vagina-nya. Nafas kami terengah-engah saling bersahutan saat itu. Sejenak kami mengatur nafas kami sembari menikmati sisa-sisa nikmat percintaan kami.

Setelah itu kami-pun segera mandi, terasa dingin sekali malam itu setelah kami bercinta. Setelah selesai mandi kami-pun segera mengeringkan tubuh kami dengan handuk. Kemudian kami-pun segera memakai pakaian kami kembali dan keluar dari kamar mandi untuk makan. Malam itu kami makan dengan lahapnya. Selesai makan aku-pun segera berpamitan pulang,

“ tante Udah malem nih, aku pulang dulu yah, terima kasih buwat makan gratis dan ngentot gratisnya yah, hehe…, ” ucapku sembari mencolek payudaranya.

“ Hahhaa… dasar anak nakal, yaudah sana pulang, besok-besok kalau mau makan dada tante kesinilagi yah, hhe…, ” ucapnya menggodaku.

“ Siap tante sayang, Bey tante semok, ” ucapku.

Kemudian tante Yana-pun segera membukakan pintu lalu aku segera keluar dari rumahnya. Sungguh makan malam yang penuh sensasi pada hari itu. Sesampainya dikos aku-pun langsung merebahkan tubuhku dikasur lesehanku sembari membayangkan percintaan kami. Lama-kelamaan mataku dan tubuhku yang sudah lelah-pun memaksa aku untuk segera tidur.

Malam itu tidurku nyenyak sekali. Semenjak kejadian malam itu aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk makan jika aku ada dikosan. Tante Yana selalu memberi aku makan dan Ngentot gratis selama aku tinggal di kostku itu. Sampai pada akhirnya hubungan kami-pun berakhir gara-gara aku telah mendapatkan pacar baru yang cantik, kaya, dan lebih hebat cara bercintanya daripada tante Yana.

Promo Situs Pilihan.

Friday, March 6, 2020

CERITA VIRAL MENIKMATI TUBUH WINA YANG MASIH 19 TAHUN

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH WINA YANG MASIH 19 TAHUN

 

CERITA SEX DENGAN GADIS 19 TAHUN


Perkenalanku dengan Wina, kasir restoran khas Sunda, ketika aku menyelesaikan bill makan siangku. Aku ngotot membayar makananku sendiri ke kasir (lazimnya dibantu oleh waiter) karena tertarik sama gadis belia ini.

Wina, seperti mojang Priangan lainnya berkulit putih mulus. Tak begitu tinggi, dadanya sedang tak begitu tampak ukurannya sebab tersembunyi dibalik baju seragamnya yang “sopan”, Rok 5 cm di atas lutut memperlihatkan kakinya yang indah mulus.Dalam percakapan singkat sewaktu membayar, aku sempat memberikan no telepon kantorku. Kenapa aku nekat melakukan ini karena sewaktu aku makan, kami sering beradu pandang. Matanya agak jelalatan memperhatikanku. Siapa tahu bisa berlanjut.

“Ditunggu teleponnya” bisikku sambil melangkah keluar. Wina hanya senyum tipis tak menyahut.
Seminggu berlalu, telepon kantorku berdering. Wina nelepon ! Sebenarnya, Aku sudah hampir melupakannya.Setelah berbasa-basi, aku mulai menjalankan rencanaku.“Pulang dinas jam berapa” tanyaku

“Kalau dinas siang pulang jam 3, kalau dinas malam jam 10″ jawabnya.
Jam dinas shift seminggu siang seminggu malam bergantian.
“Saya jemput jam 3, ya”
“Engga usah, biasa pulang sendiri naik angkot” elaknya
“Sekali-sekali, biar cepet sampai rumah” bujukku.
“Engga ah, udah biasa pulang telat”
“Kalau pingin pulang telat, ya… jalan-jalan dulu”
“Mau kemana” jeratku mulai mengena.
“Yah… nonton, kek”
“Engga suka”
“Atau ke Lembang” aku mulai masuk
“Jauh”
“Yah… sebelum Lembang” Ini semacam ‘test-case’. Sebelum Lembang, jl Setiabudi banyak bertebaran hotel, wisma, losmen, atau apapun namanya yang sering digunakan orang untuk “BBS” (bobo-bobo siang).

Sebagian besar hotel-hotel di sana menyediakan tarif “istirahat” (sekitar 3-4 jam) untuk pasangan selingkuh.
“Yeeeee… !” Jawabnya. Berarti Wina sudah memahami maksud ajakanku.
“Okey, setuju ?” serangku.
“Gimana nanti aja” ini artinya okey !
Tak mau kehilangan kesempatan emas, jam 3 kurang 10 aku sudah parkir di seberang restoran tempat Wina bekerja. Jam 3 lewat 5 Wina belum kelihatan. Aku terus mengawasi pintu restoran itu. Setiap cewe berseragam kemeja putih dan rok hitam yang keluar dari pintu itu tak lepas dari mataku. Lewat seperempat,
belum juga nongol. Aku putuskan untuk pulang sambil menstart mobil. Tapi buru-buru mesin kumatikan setelah di seberang sana mojang putih itu muncul. Aku turun mengambil posisi yang tepat. Aku melambai begitu ia melihatku. Aku masuk mobil lagi dan menstarter kembali sambil membuka pintu sebelah. Masih yakin, padahal belum tahu ia mau atau tidak.

“Mau kemana ?” tanyanya melalui jendela mobil.
“Naik aja” jawabku sambil berdebar, takut ketahuan kenalan yang mungkin saja lewat jalan Martadinata ini.
“Ya kemana dulu”
“Cepet masuk dong, engga enak dilihat orang” perintahku.

Dengan ragu Winapun masuk. Aku segera kabur dari situ. Rok seragamnya yang agak pendek makin terangkat ketika duduk, memperlihatkan sepasang kaki dan sebagian pahanya yang mulus.

“Mau kemana sih ?” tanyanya mengulang.
“Jalan-jalan”
“Jalan-jalan ke mana ?”
“Kan janjinya ke sebelum Lembang”
“Heee… siapa yang janji”

Aku mulai mewawancarainya. Dia baru lulus SMIP (Sekolah Menegah Industri Pariwisata, setingkat SMU) dan baru 3 bulan kerja sebagai kasir. Tinggal di Sarijadi sama mamanya. Dia tak mau memberi nomor teleponnya.

Aku mengarah ke Setiabudi. “Belok kiri, dong” katanya ketika kami sampai di pertigaan Gegerkalong. Memang, kalau mau ke Sarijadi harus belok kiri. Tapi aku lempeng aja, terus ke atas. Wina protes aku tak peduli.

“Kita santai sebentar” kataku menghentikan protesnya. Tak ragu-ragu aku belok ke kanan masuk ke hotel.
“GE”.
“Eh… ngaco… kemana nih” protesnya lagi”
“Tenang aja… ” padahal aku sendiri tak tenang, takut ketahuan.
“Saya udah menikah lho” katanya yang entah apa maksudnya. Masa umur 19 sudah menikah, aku meragukannya.
“Engga apa-apa, toh kita engga akan menikah” jawabku sekenanya.
Setengah berlari pelayan hotel menuntun mobilku menuju garasi dengan rolling door yang diatasnya tertulis

E-3. Begitu sampai di dalam garasi pelayan segera menutup rolling door. Aman.
Kami duduk di kamar hotel sambil minum coke sementara di depan kami terbentang tempat tidur ukuran dobel
dengan sprei putih bersih. Wina lebih banyak diam. Tak sabaran aku ingin segera bergulingan dengan Wina di atas kasur itu. Semua urusan administrasi sudah kubereskan. Tinggal gimana cara memulainya ?
“Sering bawa cewe ke sini., ya” tanyanya tiba-tiba.
“Ah, engga pernah” jawabku berbohong.
“Bohong, tadi udah hapal, berarti sering”
“Gini… kantorku ‘kan sering nyewa ruang rapat di sini. Kalau Rakor kan biasanya 2 atau 3 hari. Semua peserta rakor nginap di sini” aku mengarang cerita.
Hotel ini entah punya ruang rapat atau tidak.
“Kok ngajak ke sini, emangnya Wina apaan” Bingung juga aku.
“Yaaa… supaya kita bisa ngobrol dengan tenang, engga ada gangguan” entah ini bisa menjawab protesnya atau engga.

Obrolan dilanjutkan. Dia mulai terbuka dengan bercerita tentang pekerjaannnya, suasana rumahnya, dan pacarnya. Ternyata Wina pacaran dengan orang Cina yang sudah berkeluarga. Sambil ngobrol, sesekali tanganku menyentuh pundaknya, menepuk pahanya. Wina tak memprotes kelakuan tanganku.
“Kenapa tadi ngaku udah menikah”
“Supaya mas engga macam-macam”
“Emangnya aku takut sama suami kamu”
“Tuh… kan… ” Wina tak meneruskan kalimatnya, karena aku langsung pegang kedua bahunya, dan bibirnya kucium. 

Wina meronta tapi kepalanya kupegang. Masih duduk di kursi kami berciuman. Wina tak berontak lagi. Lidahku mulai masuk ke mulutnya dan ternyata disambut pula dengan lidahnya. Hatiku bersorak. Wina tak menolak !

Dari kepala, tanganku turun merabai dadanya. Amboi… ternyata Wina punya gumpalan daging yang bulat dan keras. Dari luar memang tak begitu kelihatan tonjolan dadanya. Kemeja seragamnya terlalu sopan untuk menonjolkan bagian-bagian tubuh. Wina membiarkan tanganku meremas-remas dadanya. Wah… ini sih bisa “dimainkan”, pikirku.

Penisku mulai tegang, walaupun remasan itu tak langsung, masih ada kutang dan kemeja, tapi bentuk bulatnya terasa memenuhi telapak tanganku. Adanya “sinyal penerimaan” ini membuatku melangkah lebih lanjut. Kubuka kancing kemejanya satu persatu. Tapi sampai kancing keempat, Wina menahan tanganku sambil melepaskan ciumannya.
“Jangan… Mas… ” katanya sambil terengah.

Kesempatanku untuk melihat buah dadanya. Dibalik kutang berwarna krem itu menyembul sepasang gumpalan daging putih bersih. Bukan main indahnya. Buah dada Wina tak begitu besar, cuma bentuk bulatnya, ditambah putih mulus, menjadi nyaris sempurna. Walaupun masih tertutup kutang, tapi pinggir-pinggir atasnya yang terbuka menegaskan bentuk bulatnya itu.

Segera saja aku menciumi bagian dada yang tak tertutup kutang, termasuk belahannya. Terasa, tambah satu lagi keistimewaan buah ini : kenyal, bahkan cenderung keras ! Inilah kriteria buah dada yang sudah lama kuimpikan ! Bulat, putih, mulus, dan keras. Hanya satu kriteria yang tak masuk untuk buah dada Wina, yaitu ukurannya.

Seandainya buah dada Wina ini besar, katakanlah 34B, maka tiada kata lain selain : sempurna ! Beberapa wanita yang pernah aku setubuhi, tidak ada yang dadanya seindah punya Wina. Si Novi misalnya. T-shirt ketatnya menonjolkan sepasang buah yang besar menonjol ke depan begitu menggairahkan. Tapi setelah kutangnya terbuka, dada itu memang besar sih… hanya sudah turun dan agak lembek. Lain lagi Si Dilla.
Besar, lumayan kenyal, cuma kurang mulus dan lingkaran di sekeliling putingnya agak lebar.

Aku masih menciumi bagian dada yang tak tertutup kutang sambil mencoba melepas semua kancing kemejanya. Kembali Wina menolak tapi dengan sedikit “pemaksaan” akhirnya kemeja berhasil kutanggalkan. Badan Wina yang masih remaja ini memang mulus. Bahu, lengan atas, dada dan perut semuanya halus. Aku belum melihat
buah dadanya secara utuh, BH krem itu masih di tempatnya. Kini tali kutang sebelah kanan kutarik ke bawah. Bulatan dada kanan makin tampak, segera saja kuciumi lagi sambil mulutku bergeser ke bawah mencari-cari putingnya.

Susah juga menyedot putingnya, karena begitu kecil ! Hanya berupa tonjolan saja. Kujilati tonjolan kecil itu sambil tanganku ke punggungnya melepas kaitan kutangnya. Tak ada perlawanan. Sepasang buah indah itu sudah terhidang di depanku. Dari pinggang ke atas sudah terbuka. Bulatan daging itu semakin nyata.
Putingnya memang kecil dan warnanya merah jambu !

Gantian dada kiri yang kesergap sambil tangan kiriku meremas bulatan lainnya. Puting kecil itu mulai “tumbuh” dan mengeras, memungkinkan aku untuk menyedotnya.
Kubimbing Wina ke tempat tidur lalu perlahan kurebahkan. Aku langsung melucuti diri hingga telanjang bulat. Kelaminku sudah tegak siap. Wina melirik sebentar ke senjataku lalu terpejam lagi, tanpa komentar.
Novi, Dilla, Fifi, Ria dan lainnya biasanya berkomentar :” Ihhh… panjaang”. Wina tidak.

Dengan hanya mengenakan roknya, Wina kini terlentang di depanku di atas kasur. Aku bermaksud menindihnya, tapi perhatianku tertuju pada sepasang paha putih bersih yang hanya tersingkap sebagian. Segera sepasang tanganku menelusuri kedua belah paha itu.

Halus dan licin ! Terus ke atas hingga menyentuh CD-nya. Tiba-
tiba saja Wina mengatubkan kedua kakinya yang tadi setengah terbuka sambil menutupkan tangan ke selangkangannya.
“Jangan… ” Katanya.
Okey, nanti saja. Kini aku menindih tubuhnya. Kelaminku kutempatkan di selangkangannya setelah kusingkirkan tangannya. Sambil lidahku mengeksplorasi buah dadanya, aku menggoyang pantatku. Wina menolak aku merabai CD-nya mungkin karena rangsangannya belum tinggi. Gerakan lidah dan pantatku ini “dalam rangka” meningkatkan rangsangannya.

Puting itu sudah tegang dan keras, sebenarnya. Tanganku ke bawah mencari-cari kaitan roknya. Ketemu. Tapi baru saja aku menarik resletingnya, Wina berontak lagi. Aku bangkit dan lalu menarik roknya. Lagi-lagi Wina menahanku.
“Dilepas saja … biar engga kusut” akalku.
“Jangan… Mas”
“Ayo, dong Win… ” Rangsanganku sudah tinggi, ingin segera menyentuh kelamin Wina.
“Jangan Mas… saya belum pernah… ”
“Ah… masa… Saya udah engga tahan… nih… ” Aku engga percaya begitu saja kalau ia belum pernah bersetubuh, sebab awalnya tadi relatif lancar dan sekarang ia sudah telanjang dada. Kucoba lagi memelorotkan roknya. Wina menolak lagi, bahkan ia bangkit duduk.

“Ayolah Win,… sekali saja… ”
“Engga mau ! Wina belum pernah begituan”
“Ah..yang bener”
“Sumpah, Mas” Padahal aku sudah sampai pada “point no return”. Aku nekat. Dengan paksaan akhirnya terlepas juga rok itu. Wina berontak sewaktu kurabai CD yang ternyata sedikit basah. Kali ini berontaknya beneran.
“Tolonglah Mas… jangan… ” Pintanya dengan wajah memelas. Aku kasihan juga.

Okey, mungkin ini pertemuan yang pertama jadi Wina belum mau. Lain kali aku harus bisa menembus perawannya, kalau memang benar ia masih perawan. Tapi gimana nih, aku harus terus. Kalau engga jadi aku bisa pusing. Kalau engga berhubungan kelamin sekarang, tentu harus ada “substitusinya”. Maka kudekatkan batang kelaminku yang tegang maksimal ini ke mulut Wina. Wina menutup mulutnya dengan tangan sambil
menggeleng, Aku mulai kesal. Dengan sedikit kasar kutarik tangannya, kudorong kepalanya hingga rebah kembali ke bantal, lalu kutempelkan kepala penisku ke bibirnya.
“Ayo… kulum aja sebentar Win” beberapa detik penisku sempat menyapu bibirnya, lalu Wina menolak lagi.
“Saya engga bisa … Mas… ” Ujarnya kemudian setengah menangis.
“Jadi… gimana… dong… saya harus ke luar… kalau engga pusing!”
Jawaban Wina adalah, tangannya meraih penisku lalu dikocoknya. Tentu saja kurang enak meskipun tangannya halus tapi tak ada “pelicinnya”. Apa boleh buat, tak ada rotan akarpun jadi, kalau kebutuhan sudah mendesak. Supaya lebih nyaman, saya suruh Wina menggunakan sabun. Cara mengocoknyapun memperlihatkan Wina belum berpengalaman.

Aku harus memberikan komando kapan memperlambat, mempercepat, menyempitkan dan melebarkan genggamannya.
Ketika kurasakan hampir tiba pada puncaknya, kusuruh ia memperlambat sambil sedikit melonggarkan. Lalu ketika tensiku menurun, kuminta untuk mempercepat. Demikian seterusnya sampai Wina trampil memainkan kelaminku, tanpa komando lagi. Dia telah hafal kapan mengubah cara kocokannya dengan melihat raut mukaku dan desahanku. Aku belum ingin ejakulasi sehingga kadang-kadang aku masih menyuruhnya memperlambat.

Wina memang cepat belajar, merem-melek aku dibuatnya. Suatu saat, kurasakan geli-geli luar biasa, rasanya aku hampir ejakulasi.
“Pelanin… Win… ” kataku sambil tersengal.
Tapi Wina bukannya memperlambat, malah mempercepat kocokannya. Kurang ajar, nakal juga anak ini. Aku sudah tak tahan, malah menikmati percepatan yang mengantarku sampai ke puncak.
“Crooot” tembakan mani pertama menimpa daerah dadanya. Wina kaget, tangannya berhenti.
“Teruus… kocok… !” perintahku. Wina menurut sambil mengarahkan kelaminku agak kesamping. Crot-crot
berikutnya mengenai bantal dan dinding. Sejenak aku terbang melayang… dan lalu rebah… !
Wina cepat-cepat melap air maniku yang bertebaran di buah dadanya.
“Ih… bau… ” Katanya.
Untuk sementara aku berhasil melepaskan ketegangan. Walaupun demikian aku agak kecewa karena gagal menyetubuhinya.
“Kenapa sih Wina engga mau ?” kataku setelah kami selesai mandi.
“Sumpah Mas, saya belum pernah begituan”
“Justru belum pernah, ayo kita coba”
“Huu… enak di lu engga enak di gua. Sama pacar aja engga begitu. Ini pacar bukan, masa minta”
“Sama pacar kamu belum pernah juga” mataku meneliti buah dadanya yang naik turun mengikuti irama nafasnya.
“Sama siapapun” sahutnya sambil menutup buah itu dengan kutangnya.
“Kalau pacaran ngapain aja ?” tanyaku lagi sambil menyelipkan tanganku ke Bhnya meremas dada.
“Ah..”tampiknya.
‘Ya … kaya… tadi” jawabnya. Lalu ia cerita tentang pacarnya yang selalu minta bersetubuh dan ia selalu menolaknya.
“Kenapa engga mau”
“Habis… dia engga mau nikahin. Udah punya isteri”
“Oooh. Milih pacar udah punya isteri”
“Habisnya saya suka”
Obrolan beralih tentang pekerjaannya. Katanya, kerjanya berat, hari liburpun harus masuk, tapi gajinya tak sesuai.
“Cariin kerjaan dong Mas”
“Agak susah sekarang. Kecuali… ”
“Kecuali apa ?”
“Kecuali kalau kamu mau kasih itu kamu”
“Weee… sory aja ya” Wina selesai memakai kembali kemejanya.
“Susah kalau begitu”
“Pulang yuk, Mas” ajaknya setelah rapi kembali.
“Sebentar… dong” Aku masih bugil.
“Cepet pakaian, Mama suka nanyain kalau kesorean”
“Kapan ke sini lagi” Aku masih penasaran pengin meniduri Wina.
“Gimana nanti aja”
“Saya telepon ya”
“Jangan. Nanti Boss marah. Biar saya yang nelepon Mas” Setidaknya aku masih punya harapan untuk menidurinya.Wina minta diturunkan di pertigaan Gegerkalong. Sebelumnya kuselipkan uang.
“Buat jajan”
“’Ma kasih”

 Hari-hari berikutnya sia-sia saja aku menunggu telepon Wina. Aku dibuat penasaran sama cewe satu ini.

Ingin aku meneleponnnya ke Restoran itu. Tapi aku khawatir kalau ia kena marah Bossnya, lalu tak mau lagi menemuiku, maka lepaslah buruanku. Memang dibutuhkan kesabaran kalau kita memburu cewe. Sampai suatu hari, 6 hari setelah di hotel GE itu Wina menelepon ke kantor pagi jam 10.00. Minggu ini gilirannya kerja sore.
Ini dia kesempatan tiba. Dia minta saya menunggu di depan NHI pukul 11.00.
Singkat cerita, jadilah aku bawa Wina kali ini ke Hotel LGI, masih di Jalan Setiabudi. Agak riskan sebenarnya ke hotel ini, sebab tak ada garasi khusus seperti di GE. Tapi Wina tak mau lagi ke GE, tanpa
menyebutkan alasannya. Aku nekat saja, daripada engga dapat Wina. Aku hanya punya waktu 2.5 jam, soalnya Wina harus sampai ke tempat kerja pukul 15 tepat.

Kembali aku mulai menciumi dan membuka kancing kemeja seragamnya sesampai kami di dalam kamar. Kali ini tak ada perlawanan, dengan mudah aku membuka kemeja dan kemudian BH-nya. Selesai mengeksplorasi sepasang buah yang menggiurkan itu, kubaringkan Wina ke tempat tidur. Waktu aku menelanjangi diri, Wina bahkan
melepas roknya sendiri dan melipatnya dengan rapi. Maklum, habis ini ia langsung kerja. Dengan berbugil, kutindih tubuh mulus Wina yang hanya berCD itu. Kelaminku kuletakkan tepat diselangkangannya, lalu kugoyang.

Sementara mulutku tak lepas dari puting mungil merah jambu yang telah mengeras itu. Kali ini aku harus bisa menembus vaginanya. Kutelusuri hampir seluruh permukaan kulit mulus itu. Penisku sudah tegang maksimum. Tibalah saatnya, kutarik celananya, tapi Wina masih menahannya. Dengan sedikit paksaan, CD itu akhirnya lepas juga. Hatiku bersorak. Aku pasti dapat kali ini.

Bukan main ! Vagina itu menunjukkan keremajaan Wina. Permukaannya bersih, hanya sangat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus. Oh Wina… bahkan jembutmupun belum tumbuh ! Kuusap permukaan vaginanya, kusentuhkan jariku ke pintunya yang ternyata membasah. Lalu, sambil menyentuh kelentit yang tak begitu kelihatan (karena begitu kecilnya) , ujung jariku sampai ke pintu vaginanya. Spontan Wina menutup pahanya dan menarik tanganku. Okey, aku lalu menindihnya lagi.
Kugesekkan kepala penisku ke pintu itu, lalu dengan perlahan kudorong.

“Ah… ” teriaknya kecil sambil pantatnya digeser mundur.
“Jangan dimasukin Mas… ”
“Engga.. engga… cuma digeser-geser aja” Ditengah gesekan, kembali aku coba menusuk. Lagi-lagi Wina mundur.
“Jangan ! Sakit… ” katanya sambil cemberut lalu bangkit mencari-cari CDnya. Wah gawat nih kalau dia
ngambek, bisa gagal lagi aku.
“Iya… iya… deh, saya engga masukin” kataku sambil mengembalikan posisi terlentangnya. Kubuka pahanya
lagi,

kutempelkan lagi penisku dan kugeser-geser naik turun, dan kadang-kadang sedikit menekan. Sebenarnya, pada posisi menekan itu kepala penisku sudah masuk, hanya kalau aku tekan lagi kontan Wina akan mundur kesakitan sambil mengancam akan “udahan”. Terpaksalah aku hanya menikmati gesekan pada kepala penisku, tapi lama-lama keteganganku naik juga, ada rasa geli-geli juga, ada rasa melayang juga, dan… aku ejakulasi di perut Wina sambil mencengkeram tubuhnya erat-erat.

Apa boleh buat, setiap aku mulai menusuk Wina selalu menghindar. Bagaimanapun ada kemajuan, Wina sudah bersedia berbugil dan melayaniku sampai ejakulasi walau kelaminku tak sampai masuk ke dalam, hanya di permukaan mulut vaginanya. Dia tak mau kehilangan keperawanannya. Dari pembicaraan setelah itu, terungkap
bahwa Wina tetap mau melayaniku asal dengan cara seperti itu, dan ternyata ia membutuhkan “uang jajan” untuk tambahan gajinya yang tak mencukupi.

Tentu saja aku kurang puas, mauku ya… sampai “tuntas”, hubungan kelamin. Jadi, waktu Wina meneleponku lagi beberapa hari sesudahnya, akupun minta syarat : penisku harus masuk tuntas. Wina tetap tak mau, akupun menolak ajakannya. Sayang memang menolak tubuh remaja ranum yang mulus itu. Sampai kira-kira sebulan setelah pertemuan kedua di LGI itu, Wina menelepon lagi…
“Boleh, asal Wina mau sampai tuntas” jawabku atas ajakannya untuk bertemu lagi.

Sebenarnya, dengan cara ejakulasi seperti sebelumnya akupun mau. Tubuh ranumnya membuatku kangen.
“Seperti biasa aja, Mas”
“Engga mau ah” Aku tahan harga.
“Kan pokoknya Mas bisa keluar”
“Iya… tapi beda, dong”
“Beda apanya”
“Lebih nikmat kalau tuntas”
“Tolong, dong Mas, engga punya duit nih”
Akhirnya akupun mengalah, daripada tak ada “sasaran” sama sekali, sekaligus bisa menolong Wina dan memang aku rindu tubuh mulusnya !

Di tengah perjalanan menuju ke Setiabudi, Wina nyeletuk”Jangan ke sana lagi, Mas”
“Lho, kenapa ?”
“Yaa… pokoknya jangan deh”
“Atau ke GE aja”
“Jangan juga”
“Kenapa sih ?”
“Saya engga mau dua kali di tempat yang sama, takut ketahuan” penjelasan yang masuk akal.

Aku berpikir keras, kemana ? Oh ya. Kuputar mobilku 180 derajat, ke arah bawah, ke kawasan Dago, di hotel BD. Di hotel ini hanya ada satu kamar yang aman dan nyaman, paling depan letaknya. Mudah-mudahan saja tidak sedang dipakai oleh para peselingkuh lain. Kamar ini occupancy rate-nya bisa di atas 100 % ! Setelah pelayan menutup rolling door, baru Wina berani turun dari mobil. Masuk kamar, langsung kukunci dan Wina kusergap.

“Entar dulu, nanti ada yang masuk, lho” Memang, biasanya pelayan akan mengantarkan handuk, sabun, air minum, dan kuitansi.
“Udah dikunci”

Sambil duduk, kamipun berciuman. Telepon berdering. Aku melepas. Resepsionis menanyakan apakah aku mau bermalam atau hanya “istirahat” saja. Tarif istirahat 75% dari tarif semalam, aku bisa memakai selama 4 jam.

Penisku telah tegang, maklum sudah 3 hari aku tak menggunakannya. Sambil menghampiri Wina, kubuka resleting celanaku, kukeluarkan isinya. Kudekatkan ke muka Wina yang masih duduk di kursi, digenggam sebentar, kemudian dielus-elus. Tiba-tiba ditariknya kontolku mendekat sampai aku hampir hilang keseimbangan, dan… langsung dimasukkan ke mulutnya ! Kejutan ! Dari dua kali pertemuan sebelumnya, berkali-kali aku minta Wina untuk melakukan oral-sex tapi tak pernah mau. Sekarang, tanpa diminta dia malah “melahap”. Kelihatan Wina belum berpengalaman melakukan oral, gerakannya sangat “sederhana”. Tapi aku merem-melek juga.

Baru beberapa kali kuluman, pintu diketuk. Buru-buru Wina melepas penisku dan aku “menyimpannya” kembali.

Pelayan membawakan barang-barang yang aku bilang tadi, aku membayar, pintu kukunci lagi, dan kontol kukeluarkan lagi.

“Udah ah” kata Wina menolak. Anak ini aneh, tanpa diminta ia mengulum, giliran aku mau, ia menolak. Waktu kusodorkan lagi penisku kemulutnya, Wina malah berdiri dan menciumku. Sambil bermain lidah kupereteli pakaiannya satu persatu sampai telanjang bulat, lalu kutuntun ke kasur. Aku cepat-cepat berbugil.

CERITA SEX DENGAN GAIS 19 TAHUN

Kutindih tubuh ranum itu, sementara mulutku menelusuri lehernya, lalu turun ke belahan dadanya, terus bergerak ke buah dada kanan, dan berakhir dengan jilatan lidah pada puting kecil merah jambu itu.

Beberapa saat kemudian puting itu mulai menonjol dan mengeras.
Sambil mengemoti puting, tanganku bergerak merayapi pinggangnya dan terus ke bawah ke pahanya, lalu keselangkangan. Permukaan vagina yang baru tumbuh sedikit rambut halus itu kutelusuri dengan tangan.

Kemudian, perlahan jariku menyentuh kelentit (yang juga kecil) dan ke bawah sedikit sampai ke pintu vagina yang ternyata sudah basah. Ketika jariku mulai memasuki pintu, Wina langsung menggeser pantatnya sambil menutupkan kakinya.

Kutarik tanganku dan sampai ke dada kiri, kuremas buah kenyal itu, sementara mulutku belum lepas dari dada kanannya. Lutut kuselipkan diantara pahanya sehingga pahanya kembali membuka. Fungsi tangan yang tadi aku ganti dengan kontol. Kutindih selangkangannya dengan penisku yang sudah keras maksimum. Seperti yang sudah-sudah aku hanya mengosokkan kepala penisku ke pintu vaginanya sambil sesekali mencoba masuk.

Lagi-lagi Wina menarik pinggulnya menghindar.Aku sudah tak tahan, nafsuku sudah sampai puncak, ingin masuk sekarang juga ! Aku melepaskan buah dadanya dan bangkit. Dengan bertumpu pada lututku, kubuka paha Wina lebih lebar, lalu kutempatkan lagi
penisku ke lubang vaginanya dan kudorong. Lagi-lagi Wina menghindar.

“Engga-engga, saya engga masukin, cuma kepalanya aja seperti kemarin” kataku sambil terengah karena nafsu yang memuncak. Setelah kepalaku masuk, kurebahkan tubuhku, dan kugoyang pantatku maju mundur. Tentu saja goyangan pendek, sebab penisku hanya di sekitar pintu vagina saja.

Ah, kalau begini terus apa enaknya. Aku nekat. Bangkit lagi bertumpu pada lutut, kutusuk vagina Wina kuat-kuat.
“Aahh, kasar begitu sih… ”
“Sory… Win, habis engga tahan”

Dengan lebih pelan tapi dengan kekuatan yang sama, kembali aku menusuk. Bless… Kepala penisku masuk.

Kelihatannya masuknya kepala penisku ini seperti pertemuan kedua minggu lalu, tapi jepitannya terasa lebih erat, jangan-jangan sudah masuk nih. Aku memeriksa ke bawah, kepala itu sudah hilang ditelan vagina Wina, diujung pintu itu hanya nampak leher kelaminku. Mungkinkah aku sudah menembus perawannya ? Tapi
mana darahnya ? Lagi pula Wina tak menghindar seperti biasanya. Pembaca, dalam kondisi begini jelas tak ada hal lain yang bisa kulakukan selain terus menusuk ! Tapi mentok. Seakan tak ada lubang lagi di dalam
sana. Akupun menarik pelan-pelan penisku untuk kemudian mulai mengocok, perlahan.
“Eeeefffff” Wina melenguh sambil mengatubkan bibirnya. Mungkin dia mulai menikmati kocokan pelanku.

Setelah beberapa kali kocokan, dengan masih bertumpu pada lututku, aku mulai menusuk lagi. Kali ini dengan tenaga penuh. Bleeessss… kulirik ke bawah, separuh kontolku sudah tenggelam ! Kontolku benar-benar
terjepit kuat ! Tapi masih belum ada darah. Ah, peduli amat dengan darah, yang penting… nikmat! Aku mulai mengocok lagi. Jelas kali ini lebih nikmat, karena gesekan dinding vagina Wina terasa lebih panjang dikontolku. Wina kulihat memalingkan wajahnya ke kanan sambil menggigit jarinya. Aku rasa ia juga menikmati
kocokanku. Sambil mengocok pelan, secara bertahap aku memperdalam jangkauan penisku ke dalam vagina Wina sampai seluruh batang kontolku habis ditelan. Hatiku bersorak.

Akhirnya, Aku berhasil juga menyetubuhi remaja ranum ini. Aku benar-benar berhubungan kelamin sekarang !
Ooohhhh… Betapa nikmatnya vagina perawan si remaja ranum ini. Syaraf-syaraf di seluruh permukaan penisku merasakan cengkeraman dinding-dinding vaginanya. Berbeda dengan wanita-wanita yang pernah kutiduri sebelumnya, vagina mereka umumnya “tak ada remnya” sehingga agak susah penisku mencari-cari gesekan

meskipun dengan berbagai macam gaya. Si ranum ini lain. Jepitan dinding vaginanya begitu “pakem” walaupun aku dengan gaya “standar”. Aku belum perlu mempercepat
kocokanku. Dengan kocokan pelan, gesekan vaginanya bisa lebih kunikmati. Terlalu sayang untuk dilewatkan.
Masalahnya cuma dalam hal mengocok aku menyukai variasi, baik kecepatan maupun “gaya”.
“Aaau… ” terdengar jeritan kecil Wina ketika Aku mulai mengubah kocokan dengan memutar.

Lalu kembali ke gaya semula, mengocok perlahan.
“Jangan… keluarin di..dalam… ya… Mas… ” kata Wina tersendat ketika aku mulai mempercepat kocokanku. Entah karena aku mempercepat kocokan atau karena pengaruh perkataan Wina tentang “keluarin”, mendadak aku merasa geli-geli hampir ke puncak.

Akupun kembali memperlambat. Tapi rasa ke puncak tak berkurang juga. Mungkin saatnya memang hampir tiba. Kocokan kupercepat lagi.
“Maaaassss… ” kali ini teriakannya agak keras. Aku tak peduli, saat puncak sudah dekat, justru makin kupercepat.

Aku melayang-layang, dan… sedetik sebelum puncak kucabut kontolku dari vagina Wina.
“Aaauufffffff” kini Wina benar-benar teriak. Aku rebah di tubuh Wina, dan… sroottt… sroottt… sroottt.

Kutumpahkan maniku di perut Wina. Aku masih merasa terbang. Terbang nikmat…
Menit-menit berikutnya aku masih tak berkutik di atas tubuh Wina. Kulirik ke bawah, banyak juga aku menyemprotkan mani. Kontolku masih agak tegang terjepit di antara perut kami, juga basah. Basahnya yang membuat aku heran, kenapa basah hanya oleh cairan bening agak putih, tak ada warna merah. Penasaran aku

bergeser “memeriksa” vagina Wina dan sprei di bawahnya. Basah yang sama, tak ada warna merah. Dari jepitan dan cengkeraman vagina, kemudian ada rasa mentok waktu tadi masuk, aku yakin tadi telah menembus perawan Wina. Kenyataannya lain. Seseorang telah mendahuluiku. Seseorang telah memecahkan selaput dara

Wina. Aku jadi berang.
“Siapa dan kapan” tanyaku menyelidik.
“Apanya… ”
“Ayolah… terus terang aja Win… ”
“Emang beda gitu ?”
“Jelas beda… dong” sebenarnya, aku tak merasakan perbedaan jepitan tadi dengan ketika aku memerawani seseorang 5 tahun yang lalu.
“Siapa… Win ?”
“Apa bedanya ?” malah balik bertanya.
“Walaupun sedikit, punyamu harusnya berdarah” kataku. Wina diam saja. Agak lama, kemudian…
“Sama pacar saya” akhirnya ia mangak.
“Kapan ?”
“Seminggu yang lalu”
“Kenapa engga dikasih ke saya” Wina tak menjawab.

Perawannya diberikan ke siapa saja itu hak Wina, cuma aku kecewa berat. Terlambat. Kehilangan kesempatan emas yang telah lama aku inginkan. Coba aku dulu engga “ngambek” tak mau menghubungi Wina, aku bisa mendapatkannya. Cuma selisih satu minggu. Bagaimana tak kecewa ?

Beberapa menit kemudian Wina bangkit menuju kamar mandi dengan masih bugil. Kuperhatikan sosok tubuh
mulus itu dari belakang. Sungguh tubuh yang menggairahkan, sayang aku gagal sebagai orang pertama yang menikmati tubuh ranum itu.

Keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk putih, Wina kelihatan segar. Ukuran handuk hotel BD ini kecil, sehingga hanya sanggup menutupi separoh dadanya sementara di bagian bawah hanya pas menutupi vagina. Sepasang paha mulus itu terbuka penuh. Belahan dada segar itu tampak ketika ia memunguti CD dan
Bhnya.

Memperhatikan gerakan-gerakan tubuhnya sewaktu memakai celana dalam dan kutangnya membuat aku terangsang lagi. Kulihat jam, masih ada waktu sekitar 40 menit. Dengan masih berbugil segera kupeluk Wina yang baru
selesai mengenakan kutang dari belakang. Kuciumi leher belakangnya dan kuremas dadanya.
“Sekali lagi ya Win… ”
“Eeh… Mas… saya kan harus kerja”
“Masih ada waktu” kataku sambil sambil menggosokkan kelaminku ke pantatnya.
“Nanti telat Mas… ”
“Engga… sebentar aja”

Kulepaskan kembali Bhnya, lalu kuputar tubuhnya dan dadanya kusergap. Wina tak menolak, mungkin karena tadi merasa bersalah. Cdnya kupelorotkan, lalu kubimbing kembali ke kasur. Aku menidih. Aku menggoyang.
Aku masuk. Aku mengocok, berputar, menggoyang… lalu mencabut. Aku ingin posisi lain.

Aku rebah terlentang. Wina nurut saja ketika kusuruh menduduki badanku, memasukkan kelaminku ke vaginanya. Dengan posisi jongkok menghadapku Wina turun-naik sementara aku mencengkeram kedua buah kembarnya.
“Aaahhhh… sakit… Mas… ” Katanya sambil hendak mencabut. Aku buru-buru menekan pinggulnya ke bawah supaya
nancap lagi.
“Goyang Win… ” Wina menggoyang.
“Engga enak… sakit… Saya di bawah aja Mas”
Kutarik badan Wina rebah di tubuhku. Tanganku memeluk erat. Aku ingin berganti posisi tanpa mencabut.

Dengan tubuh menyatu, kami berguling. Pompaan kupercepat.
“Jangan… telat nyabutnya… ya… ”
Dan… aku terbang di awan.

Persis pukul 15 kurang tujuh menit Wina kuturunkan di depan restoran. Dengan bergegas Wina masuk…

Hari-hari berikutnya hubungan kami berlanjut. Nomor telepon rumahnya sudah di tanganku, cuma aku harus
hati-hati kalau kebetulan Mamanya yang angkat telepon. Wina tetap tak bersedia ditelepon ke tempat kerjanya.
Kalau “adikku” sedang nakal, aku meneleponnya, sebaliknya kalau Wina butuh tambahan uang jajan, dia menelponku.

Sesekali aku hanya memberi uang tanpa meminta “pelayanannya”. Kalau aku ingin “keluar di dalam”, kugunakan kondom untuk menjaga hal-hal yang tak kuinginkan.
Kini, empat tahun kemudian, kami sudah jarang ketemu. Pertemuan terakhir kira-kira 5 bulan lalu Wina sedikit kurus. Kekenyalan buah dadanya berkurang. Wina masih sendiri, masih tinggal bersama mamanya. 

Promo Situs Pilihan.

Sunday, March 1, 2020

CERITA DEWASA SEKRETARIS YANG MASIH PERAWAN

CERITA MESUM BERMAIN DENGAN SEKRETARIS YANG MASIH PERAWAN

 

CERITA SEX SEKRETARIS PERAWAN

Aku adalah seorang gadis lulusan di Universitas yang terkenal, Namaku Putri usiaku 22 tahun masih perawan Jaman sekarang usia 22 masih perawan itu sangat susah dicari. Sekarang banyak usia dini yang hamil dan masuk ke dalam pergaulan bebas. Aku dari waktu sekolah hingga kuliah masih bisa menjaga keperawananku hingga aku wisuda.

Aku sangat ingin menjadi orang yang sukses dan dapat membantu kedua orangtuaku. Aku juga sangat beruntung bisa menjaga kepercayaaan orangtuaku. Aku ingin bekerja dan menghasilkan banyak uang sehingga dapat menyekolahkan adik-adikku. Aku tiga bersaudara adikku masih duduk dibangku SMP dan SD. Orangtuaku bekerja sebagai pegawai negeri sipil.

Hidupku tidak pernah kekurangan semua cukup hidup dengan kesederhanaan. Sebenarnya sebelum aku wisuda sudah ada 2 orang yang melamar aku. Biasa sih temannya ibuku mempunyai seorang anak lelaki kemudian dia suka denganku. Tetapi aku menolak aku ingin bekerja mapan terlebih dalu dan kemudian menikah dengan pria pilihanku.

Aku memiliki paras yang cantik berambut panjang dan berkulit putih. Banyak juga tawaran bekerja di perusahaan ternama , sebagai Sekretaris. Aku memang pandai berkomunikasi jadi setiap interview mau masuk kerja aku selalu di puji banyak orang. Aku melamar 3 perusahaan sekaligus dan ketiga-tiganya ketrima semuanya. Hanya aku yang akan menentukan dimana aku nyaman bekerja.

Ada satu perusahaan jauh dan menurutku itu sangat cocok denganku. Tetapi aku harus ngekost jauh dari orangtuaku. Ada yang dekat tetapi aku kurang minat bekerja disitu. Orangtuaku tidak memaksa aku harus bekerja dimana mereka membebaskannya asal aku nyaman saja. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja jauh dari rumah. Aku pun berniat mencari kost di dekat kantor.

Di dekat kantor banyak sekali kost an dan kebetulan ada yang kosong. Jadi aku langsung saja menemui ibu kost dan segera menempati kamar kosong itu karena senin sudah masuk kerja. Orangtuaku tetap berpesan agar aku selalu menjaga diri. Apalagi sekarang jauh dari orangtua aku harus lebih berhati-hati. Semua mandiri tidak ada yang pagi-pagi nyiapin sarapan lagi.

Semua sekarang usaha sendiri, dan aku juga harus bisa hidup mandiri tidak bergantung dengan orangtua. Aku pun menikmatinya dan aku yakin bisa menjalani hari-hariku. Awal bekerja aku sering pulang ke rumah satu minggu sekali. Namun karena banyak pekerjaan aku menjadi jarang pulang ke rumah. Selama satu minggu aku bekerja belum juga bertemu dengan pemilik perusahaan.

Padahal aku satu ruangan dengan beliau. Aku menjadi sekretaris pemilik perusahaan itu, kata temen sekantor pak Herman itu sering ganti sekretaris. Dia pengennya yang masih muda dan cantik, ya dimana mana yang namanya sekretaris juga harus cantik dan berpenampilan menarik seperti aku. Penampilanku yang rapi cantik dan sangat menawan udah cocok sekali dengan kriteria yang dicari.

Niat aku bekerja tidak ada maksud lain. Aku berangkat pagi hari karena harus ada yang dikerjakan dan harus dibawa untuk rapat nanti.aku memepersiapkan data yang akan dibawa nanti siang. Sejak pagi aku sudah berada di kantor namun atasanku juga tak kunjung datang. Namun setelah beberapa jam akhirnya aku bertemu juga dengan atasanku, Pak Rudi,

“selamat pagi pak, kenalkan saya Putri sekretaris bapak yang baru…”

“ohh iya selamat bekerja..dan aku senang karena kamu sangat cantik sesuai dengan apa yang aku inginkan…”

“terimakasih pak…”

Aku melihat tatapan mata pak Herman sepertinya ada sesuatu. Dia memandangiku dengan tajam aku merasa tidak nyaman. Kemudian aku kembali ke mejaku, masih saja aku dilihat dengan tatapan tajam. Aku makan siang di kantin kemudian aku masuk ke dalam ruangan mejaku bisa pindah di dekat pak Herman. Aku semakin tidak tahu dengan maksud pak Herman.

Aku duduk berdekatan dihadapan matanya persis, aku merasa tidak nyaman karena terlalu dekat dengan pak Herman. Cara memandangnya dan cara bicaranya terkesan menyimpan hasrat. Aku harus selalu waspada dengan gerak gerik dan tingkah pak Herman. Singkat cerita, kala itu ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga. Semua karyawan lembur di ruangan masing-masing termasuk aku.

Karena pekerjaanku lebih berat aku pulang akhir. Menata semua berkas untuk rapat besok pagi. Kala itu aku memakai pakaian yang sangat sexy, rok mini dan atasan yang serba mini. Aku tidak mengetahui jika pak Herman masih ada di kantor. Dengan santai nya aku membuka jasku dan hanya memakai dalaman saja. Dengan tiba-tiba pak Herman masuk ke ruangan dan mengunci pintu.

Seketika aku terkejut melihat nya, dia pun tanpa henti memandangiku dengan sorotan tajam,

“mmmm…maaaf pak saya tidak tahu jika bapak masih disini..”
“oh tidak apa-apa Putri.. sexy sekali kamu membuat aku bergairah….”
“makssudnya pak…” sambil memakai jas ku kembali.
“tidak usah kamu pakai, aku suka dengan penampilanmu saat ini Putri…”

Laki-laki yang sudah berumur itu terus mengucap bahwa dia bergairah melihatku. Suasana semakin tidak nyaman karena dia terus melontarkan kata-kata yang menurutku tidak semestinya. Aku ijin untuk ke kamar mandi dia tidak memperbolehkan. Yang ada aku ditarik berada didekatnya. Di sudut ruangan ada sofa aku ditarik untuk duduk disofa itu,

“duduklah disini Putri..ijinkan aku memandangi wajahmu..”
“jangan begitu pak…” ucapku dengan ketakutan.

Aku harus menuruti kemauannya ntah apa yang dia pikirkan. Dia memandangiku tajam dan tangannya sambil memegang kemaluannya. Aku ketakutan berasa sudah tidak nyaman berada di dekat pak Herman,

“sini Putri..kamu tidak bisa kemana-mana karena pintu sudah aku kunci….”
“maksudnya apa pak, jangan lakukan ini….”
“turuti saja kemauanku sebagai atasanmu..jika kamu tetap ingin bekerja disini…”
“lebih baik aku tidak bekerja disini pak….” Ucapku dengan keras.
“berani sekali kamu melawanku…!!!!”

Dengan kasar Pak Herman menarik tubuhku dan langsung saja mencium bibirku. Aku tidak membuka mulut sama sekali tetapi dia memaksa. Terus mengulum bibirku hingga aku tak tahan untuk menutup bibir lagi. Perlahan aku membuka mulutku ciuman yang penuh hasrat itu mmebuat aku luluh. Tangan pak Herman membuka bajuku aku tidak sadar karena ciuman itu begitu hangat.

Aku terbawa suasana hanya pasrah saja saat itu. Bajuku terbuka kau memakai tangtop hitam, payudaraku yang montok membuat dia semakin bergairah. Kedua payudaraku terlihat jelas dan montok. Tangan pak Herman meraba payudaraku , dia remas hingga aku lemas,

“Aaaaaaaaahhhhhhhhhhh…….” Rintihku dengan lirih.

CERITA SEX SEKRETARIS PERAWAN

Dia terus meremas sembari bibirnya menciumiku, aku tak tahan. Dia dengan cepat membuka braku sehingga payudaraku semakin terlihat jelas. Aku pun ditidurkan di sofa, puting susuku di putar-putar dengan jarinya,

“oooohhhh….aaaahhhhhhh….aaaaaaahhhhh……..”

Kedua payudaraku dimainkan dengan perlahan aku pun tanpa perlawanan. Aku sudah tidak berdaya dan sangat lemas,

“ooohhh…aaahhhh…ooohh…aaahhhhh….oooooohhh…..”

Bibirnya mendekati putingku, lidahnya menjulur dan menjilati puting susuku yang menegang itu. Bibirnya secara perlahan mengulum putting susuku. Tangannya masih saja meremas payudaraku, aku sangat tidak kuasa menahan kenikmatan itu,

“aaaakkkhhh pak…aaaaaaakkkkhhh…..pak……”

Tubuhku terus digerayangi dengan kedua tangannya, rok miniku di lepas dengan perlahan. Aku telanjang bulat tanpa kain sehelaipun,

“wooowww sangat menggairahkan…” ucap pak Herman.

Kemudian dia membelai memekku dari atas hingga ke bawah. Memekku yang masih jarang dengan rambut kemaluan itu membuat dia beringas. Dia membelai dengan jemarinya dan perlahan dia membuka lebar memekku. Dia menjilati selakanganku sampai aku lemas,

“aaaakkkhhhh….ooooohhh….aaaaaahhhhhhhh……..”

Lidahnya menjilati seluruh bagian memekku tubuh bergerak merasakan kenikmatan. Lalu dia mencoba memasukkan jarinya ke dalam lubang memekku. Dia putar-putar jarinya di dalam memekku, aku sangat lemas,

“aaaaahhh pak…tidak tahan…aaaaaaakkkkkhhh…..”

Aku mengeluarkan cairan seperti masturbasi, beberapa kali hingga memekku terasa sangat becek. Setelah itu aku melihat penis pak Herman memanjang , baru pertama kali ini aku melihat penis seorang pria. Penis yang besar dengan banyak bulu kemaluan itu membuat aku geli. Aku dipaksa untuk memegangnya namun aku enggan. Yang ada aku dipaksa untuk mengulum penisnya.

Penisnya disodorkan di depan mulutku dan aku harus mengulumnya. Dia memaksa memasukkan penisnya masuk kedalam mulut. Serasa ingin muntah aku mencoba memaksakan masuk. Tiba-tiba pak Herman melepaskan penisnya dan dia menggesek-gesekkan ke bagian memekku,

“aahhhhhhh…pak…..oooohhh aaahhhh……”

Mulutnya mengulum kedua puting susuku dan penisnya uda gesekan di memekku. Semua terasa begitu nikmat tubuhku menggeliat karena nikmat memuncak,

“oooohhh pak….aaaaaahhhhh…..”

Dia mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku. Perlahan ujungnya masuk,

“aaawwww pak…sakit aaaaahhhh….”

Keperawananku mulai dimasuki penis pak Herman, dengan perlahan tapi pasti masuklah penis itu ke dalam memekku,

“jjllleeeeebbbbbb ahhhhhh….”

Masuklah penis itu ke dalam memekku, ada sedikit darah yang keluar. Mungkin karena selaput keperawananku sudah pecah. Sakit dan nikmat campur menjadi satu, semua terasa begitu nikmat. Pak Herman berada diatasku dan mencoba menekan penisnya ke dalam. Keluar masuk sesuka hatinya pelan dan pelan dia mendorong penisnya,

“aaaahhhhhhhh….aaaahhhhhh….oooohhh…..”

Aku pasrah dan hanya mendesah saja sambil menggerakkan tubuhku. Pantatku aku angkat perlahan,

“ooohhhhh aaaaaaaahhhhhhhh…….”

Saat aku mengangkat pantatku rasanya sangat nikmat, penis itu seras tertancap di dalam memekku. Kembali aku mengeluarkan cairan dari memekku , memekku terasa semakin licin. Gerakan pak Herman semakin cepat , penisnya keluar masuk dengan keras,

“aaaakkkhh ….aaaaaaahhhhh……ooohhhh…aaaaaahhhhhhh……”

Tanganya masih saja memutar-mutar putting susuku dan mengulumnya. Atas bawah dimainkan dengan begitu lincah,

"Ooohhhhh pak…lagi pak….aaahhhhh…..”

Setelah 10 menit dia menekan masuk penisnya keluarlah sperma pak Herman,

“ccccccrrrooootttt…..ccccrrroootttt….cccrrrroooootttt……”

Sperma itu membasahi tubuh mulusku, banyak sangat kental. Terasa begitu lengket kemudian aku membersihkannya dan memakai pakaian ku kembali. Pak Herman juga mengenakan pakaiannya kembali dan segera keluar dari ruangan. Aku terdiam lama sekali hingga larut malam di ruangan itu. Aku menyesal karena keperawananku hilang dengan pria yang sudah lanjut usia. Aku bekerja dengan dia sebagai sekretaris dan baru satu bulan itu malah merenggut keperawananku.

Promo Situs Pilihan.

CERITA MESRA BERMAIN DENGAN BU ANIS TETANGGA RUMAH

SEKS TERBARU BERMAIN DENGAN BU ANIS TETANGGA RUMAH

 

CERITA SEX DENGAN TETANGGA

Nama ku Beni,umur Aku baru 22thn dan Aku mahasiswa PTS di jakarta.
Aku punya tetangga namanya ibu Anis , ibu 3 anak dan seorang suami,kira-kira umurnya 38-an lah tapi body masih kenceng karna doi ikut senam di perumahan tmpt Aku ngontrak. Dari smnjak Aku ngontrak disitu,Aku emg udh ckup akrab sm bu Anis itu krna Aku sering beli pulsa ke doi.
waktu itu tanggal 23 Maret 2014,hari minggu kuliah libur dan klo libur gitu Aku bermales-males ria di kontrakan. letak rumah bu Anis tepat depan rumah kontrakan Aku. Sore itu Aku butuh pulsa untuk paket BB Aku,otomatis Aku lgsg cabut ke bu Anis beli pulsa.

Aku : Bu,pulsa masih ada gakk??kirimin 50rb dong,ke nmorku.
Bu Anis : ada bon,sbntar yah (dgn logat jogja yg khas gt doi jwbnya.) krn doi org jawa.

pas bu Anis keluar dari kamarnya , Aku kaget campur deg-degAn,biasanya Aku liat bu Anis tu pake krudung trus (no offense loh) tapi sekarang justru pake daster wrna putih dan gak pake BH (Bra) otomatis pentil nenennya nyiplak banget kan. Nenennya sih lumayan gede tp udah rada turun mungkin karna nyusuin anak yah tapi overall masih fresh dan enak.

Aku : pada kemana bu kok tumben sepi rumah ??
Bu Anis : iya nih anak-anak sama bapaknya lagi pulang kampung 3hari,tadi siang berangkat.

dalam pikiran Aku wahh kesempatan banget nih buat gerayangin bu Anis mumpung sepi dirumah.

Aku : Wah sendirian dong bu?emg gak ikut pulang knapa bu?
Bu Anis : iya sendirian ga ada sodara disini,,ibu kn lg banyak orderan baju soalnya. (doi penjahit baju di komplek kontrakan Aku)

banyak bgt hal yg Aku omongin sama bu Anis,gak kerasa udah jam 8 malem nih. Aku pamit balik dlu buat mandi krn Aku blm mandi.
sampe rumah aer di rumah Aku mati, trus muncul di pikiran Aku untuk numpang mandi di rumah bu Anis ajaa sekalian melancarkan misi SEX Aku.
gak pikir panjang,Aku lgsg ambil perlengkapan mandi dan lari ke rmh bu Anis..
Aku ketuk pintu bu anis.

Aku : Bu,maaf air rmh ku mati,aku mau mandi jadi gabisa boleh numpang mandi gak bu??
Bu Anis : Ohh iyaya bon gpp,,tapi ibu dlu yang make kamar mandi yah,,mau mandi juga soalnya.

Terbesit pikiran buat ngomong minta mandi bareng,hahaha tp jgn trlalu cepat harus santai dan perlahan-lahan…

Aku : Oh iya bu silahkan,aku tungguin kok.
Bu Anis : ayo masuk aja tunggu di dalem aja bon.

Aku masuk ke rumahnya,dan nunggu di ruang tamu yg berdekatan sama kamar bu Anis. krn Aku udh trlanjur Horny Aku braniin buat nyari celah/lobang di kamar mandi buat ngintipin Bu Anis mandi. akhirnya dapet celah pas nih dari ventilasi kamar mandi yg terhalang tapi bisa jelas ngeliat.
baru kali ini ane ngeliat body bu Anis tanpa busana full,,Nenen dengan puting coklat,,Memek nya juga gak terlalu banyak bulu jembut body yg kelihatan Sekel/kenceng banget bkin kontol Aku gaceng keras banget.
gak kerasa ane intipin dari buka baju sampe pake handuk,,Aku langsung ke ruang tivi spik-spik nonton tv.
doi lewat dengan aroma yg bkin nafsu makin naek.

Bu Anis : udah tuh bon kalo mau mandi,ibu dah selesai kok.
Aku : oh iya bu. Aku lgsg masuk kamar mandi . selesai mandi niat Aku mau pulang ambil baju krn baju Aku yg sblmnya basah.

pas Aku jalan ke ruang tamu,bu Abis udah standby nonton TV pake daster dan gak pake BH lagi,,Aku jadi nunda niat Aku mau balik ke kontrakan
Aku : hmm,udah bu makasih yah udah dibolehn mandi disini.

Bu Anis : iya sama-sama bon,kalo ada bantuan/perlu ksini aja ga usah malu-malu.
dan akhirnya Aku ngobrol panjang lebar sm bu Anis,,sampe jam /11 malem,,doi udah mulai ngantuk tapi karna Aku masih disitu akhirnya masih ditemenin.
Aku : bu udah ngantuk ? tidur aja bu. apa mau aku temenin nih ? hehe.
Bu Anis : kan masih ditemenin kamu sekarang,masa mau ditinggal tidur.

Aku : ya kalo mau tidur sih gpp bu,aku byar disini aja sxan jagain rumah ibu gitu.
Bu Anis : hmm,bener gak apa-apa nih ?
Aku : oh gpp bu,sxan saya bisa ngawasin rumah dari sini kan.
Bu Anis : yaudah kl gitu ibu tidur dluan yah.

Sengaja ane biarin bu Anis tidur duluan,byar rencana Aku makin gampang dijalanin. skitar jam 12an dan stelah Aku kunci kontrakan Aku balik lg ke rumah bu Anis. Aku langsung ngunci pintu rumah bu Anis dan langsung nyantronin kamar bu Anis. pelan-pelan Aku buka pintu kamar bu Anis , nafsu semakin naek waktu Aku liat bu Anis tidur dgn posisi telentang dan dasternya keangkat ternyata doi gak pake kancut,so Memek bersih itu langsung terlihat jelas,Aku tutup pintu kamarnya dan Aku kunci.
Aku deketin dan Aku endus-endus memek bu Anis , Wangi enak banget rasanya pengen Aku celupin kontol Aku kesitu.
trus pelan-pelan Aku turunin tali daster nya byar kedua Nenen nya nyembul,dan makin bkin Aku horny kedua puting Nenen Bu Anis nyembul gak ada yang tenggelam/ngumpet
dengan warna coklat ukuran puting Sedang pengen banget Aku sedot.
Aku langsung buka celana sama baju. dan langsung tiduran di sebelah bu Anis,pelan-pelan Aku coba cium leher bu Anis Aku kasih rangsangan dulu byar langsung ON doi juga
sambil tangan Aku ngeremes kedua buah Nenen bu Anis. tanpa Aku sadar Bu Anis bangun waktu Aku lagi asik nyiumin leher sama ngeremes.

Bu Anis : Wah ada yang ngelonin ibu nih.
Aku : hehe , udah kepengen dari tadi sore sbnernya nih bu. (muka Aku merah bgt krn rada malu).
Bu Anis : hmm pantesan daritadi ngobrol mata nya ke Tetek ibu mulu ada yang kepengen toh.
karna udah kepalang nanggung,Aku juga langsung luwes krna tau respon doi yang gak marah Aku jamah badannya.
Aku : hmm,aku sbenernya mau Nenen sama Bu Anis..tp kalo gak bgini mungkin ga akan dapet kan..
Bu Anis : Ohh,ya kamu gak mau minta sih sebelumnya,kalo mau ngomong mungkin aku juga Netein kamu tiap bapaknya masuk malem.

CERITA SEX DENGAN TETANGGA

Denger bu Anis ngomong gitu Aku langsung Pede mau minta ML sama doi.
Bu Anis : yaudh sekarang nih km Nete yahh,Badan ibu malam ini milik kamu. asal kasih ibu kepuasan yah bon.
wahh serasa dapet angin surga Aku. gak Aku sangka-sangka trnyata se mudah ini ML sama bu Anis.
Aku : tapi janji ya bu,jgn bilang siapa-siapa soal ini..
Bu Anis : iyah,km ga usah takut. asal km nurut kata ibu stiap mau ML pasti aman. sini ibu sepongin dulu burungnya.

doi langsung turun dan nyepongin kontol Aku,darah Aku rasanya langsung deres turun ke kaki.. enaaaakkkkk bgt pengalaman mungkin doi nyepong burung suaminya. dilahap habis-habisan kontol Aku sampe merah palanya skitar 15menit kalo ga salah doi nyepongin terus.
Aku : hmm mantep bgt bu…sini dong gantian aku yang jilatin Memek nya.
Bu Anis : emmhhh,,69 aja yuk. aku masih enak nyepong burung km bon. gagah soalnya.

Aku langsung ambil posisi dan langsung Aku jilat Memek harum punya bu Anis,Aku jilat habis sampe itilnya ga luput dari jilatan dan sedotan Aku.
desahan bu Anis bkin kuping Aku panas, HOT banget. Cairan hangat banget keluar dari Memek bu Anis ,udah becek lah. Doi selesai nyepongin.
Bu Anis : Ahhhhhh….emmmmhh,sini sayang katanya mau Netek,nih Tetek nya udah nungguin di Isep sama kamu.
langsung Aku samber tu Nenen kenyal berputing coklat , Aku jilat, isep sampe keraasss bgt putingnya makin nikmat aja Aku Netek.
Bu Anis : Awwwhh,,Emmmhh trus sayang emut terus Tetek nya.
putingnya sampe mengkilat dan keras Aku isepin,, kaya bayi gitu tapi ini bayi besar gak nyari susu tapi ngasih susu dari kontol elesai Netek,,Aku minta 69 lagi.

Aku : 69 lagi yuk bu..byar puas nya dobel.
dengan posisi Bu Anis diatas , Aku di bawah .. hajar lagi Memeknya sampe berlendir lagi. Aku juga sbnernya udh mau crott tapi Aku tahan-tahan dulu.
makin Aku jilat dan isep ,, bu Anis makin nyedot nyepongnya nikmat banget rasanya bro..gak lama langsung ke posisi EXE.
Bu Anis : ampun bon,,aaaahhhh udh 2x aku orgasme. sini sayang masukin burungnya.
posisi nya ngangkang bro. dengan Memek becek kliatan bgt muka horny + muka puas bu Anis.
Bu Anis : Pake kondom dong sayang,byar aman.daripada nanti km crot didalem ribet llohh..
Aku : Ga punya kondom bu..gpp deh yah sx ini aja gak pake duluu,besok-besok aku stok kondom..
Bu Anis : hmmmhh,yaudah tserah kamu aja. ayo cepet nikmatin tubuh ibu sayang..udh gakuat.

Doi langsung ngebimbing kontol ane masuk ke lobang Memeknya,,pelan-pelan tapi pasti kepala kontol mulai masuk ke lobang Surga yang becek..sampe full masuk semua
Bu Anis : Slow aja ya sayang,,ibu ga suka yg cepet-cepet maju mundurnya..
pelan-pelan Aku maju mundurin,sambil sesekali Netek.
Desahan Bu Anis makin gak karuan : Ahhhhhhhh,,emmmmmhh ssssssshhhhh ahhhhhh… trus sayang mentokin ahhhhhwwhhhh..
hampir 1,5jam total kita bermain di kasur..terasa cairan hangat lagi yang membasuh kontol Aku di dalem Memek bu Anis..
posisi ngangkang trus Aku pelukin sambil Netek trus-trusan krn Aku bner-bner suka Teteknya bu Anis..
sampe akhirnya Aku udah mulai mau crotttt,pasti banyak nih yg bakalan keluar.
Bu Anis : Emmhhhh,,hebaatt km sayang ahhhhhh..ibu rela ngelayanin nafsu km kalo gini critanya.. mau crot dimana sayang??
Aku : aku pengen crot di dalem boleh ??
Bu Anis : emmmmhh,,nakaalll yaahh mau bikin bayi dari ibu..yaudah tapi sekali ini aja yah crotnya,tunggu sampe ibu dapet ramuannya baru boleh crot di dalem trus

Wihh dengernya Aku makin semangat genjot bu Anis lagi..
sdkit cepet Aku maju mundurin,,sampe bunyi “Plokk..Plookk..Ploookkk” diikuti desahan bu Anis.
dan Aku gak lepas dari Teteknya bu Anis akhirnya Crott di dalem Memeknya bu Anis…
Bu Anis : emmmhhh hangat banget sperma nya,,makasih ya sayang..Puaasssss banget.. km nginep yahh slama ibu ditinggal,puas-puasin nikmatin tubuh ibu yahh..
Aku : iya bu sama-sama…siaaap aku nginep disini.
kontol Aku biarin tertanem di Memek Bu Anis sampai layu sendiri,,dan Aku sibuk di Tetein sama bu Anis sampe kita brdua tidur sbntar dan ML lagi..

Semenjak hari itu,,Aku sm bu Anis jadi kaya punya ikatan trsendiri. tnpa Aku minta bu Anis inisiatif Netein Aku dan Muasin Kontol Aku kalo emg kondisnya pas.
ibarat bayi,kalo rewel di Tetek-in..

Promo Situs Pilihan.